Monday, November 24, 2014

Co-Opetition : Mungkinkah Kolaborasi dan Kompetisi di saat yang bersamaan ?


Kompetisi dan kolaborasi antar perusahaan biasa ditemukan dalam dunia bisnis seiring dengan berkembangnya jaringan usaha. Walaupun perusahaan saling berkolaborasi, mereka juga tetap saling berkompetisi satu sama lain. Kondisi tersebut dinamankan Co-opetition, menurut Brandenburger dan Nalebuff (1997) yang mengembangkan konsep dari co-opetition yaitu perusahaan berkompetisi dan berkolaborasi pada saat bersamaan untuk memaksimalkan value creation pelanggan dan organisasi dari pasar mereka. Dengan menganalogikan pie sebagai pasar dimana ada yang menginginkan porsi besar dan ada yang menginginkan hanya porsi kecil. Tujuan dari konsep co-opetition ini adalah dengan kolaborasi menciptakan pangsa pasar baru, dan membagi segmentasi pasar sesuai dengan tingkat kompetitif masing-masing organisasi (Hernandez dkk, 1998).
Dalam konsep Co-opetition membagi peran kolaborasi dan kompetisi berdasarkan sudut pandang pelanggan dan supplier terhadap organisasi. Kolaborasi ialah ketika pelanggan menilai produk kita lebih tinggi dibanding produk perusahaan lain. Sedangkan, kompetisi ialah ketika pelanggan menilai produk kita lebih rendah dibanding produk perusahaan lain. Dari sudut pandang supplier, kolaborasi ialah ketika supplier lebih tertarik untuk memasok sumberdaya ke perusahaan kita dibanding perusahaan lain. Sedangkan, kompitisi ketika supplier lebih tertarik memasok sumberdaya ke perusahaan lain dibanding perusahaan kita (Nalebuff, 1996).
Co-Opetition Model Oleh Nalebuff (1996)
            Kondisi hubungan co-opetition memberikan perusahaan-perusahaan kemampuan untuk membangun prosedur yang bersifat universal, mengurangi resiko kesulitan, meningkatan pengetahuan, dan membangun terminologi dan akses yang user-friendly atau mudah digunakan (Gee, 2000). Hubungan co-opetition memberikan solusi yang saling menguntungkan kepada seluruh pihak. Hubungan dengan kompetitor dapat memberikan value terhadap organisasi untuk meningkatkan nilai tambah organisasi, cara mendapatkan value tersebut dengan cara kolaborasi dengan sang kompetitor. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya co-opetition merupakan hubungan kompetisi dan kolaborasi di saat yang bersamaan, sehingga memberikan strategi yang effektif terhadap kedua belah pihak.
Pada strategi co-opetition, Knowledge sharing merupakan suatu cara untuk mendapatkan keunggulan daya saing dan meningkatkan tingkat kometitif pada lingkungan bisnis. Akan tetapi management knowledge juga sangat dibutuhkan sebagai daya saing dalam suatu kompetisi. Jadi manajemen knowledge sharing harus sangat diperahatikan dalam co-opetition (Levy dkk, 2003). Strategi co-opetition yang memadukan konpetisi dan kolaborasi pada saat bersamaan akan menimbulkan suatu kepercayaan dan konflik, dimana keduanya sangat bertolak belakang. Oleh karena itu, untuk menghadapi situasi tersebut dibutuhkan tingkat kepercayaan yang tinggi antar perusahaan,dan mengatur manajemen kolaborasi dengan saling berbagi informasi, pengalaman, dan resiko (Cygler, 2010). Setelah sukses dengan dengan Avanza dan Xenia, berdasarkan (astra.co.id) perusahaan otomotif Toyota dan Daihatsu kambali melakukan kolaborasi dengan produk Agya dan Ayla. Agya dan Ayla merupakan mobil compact yang termasuk jenis kendaraan LCGC (Low Cost Green Car). PT Astra Daihatsu Motor (ADM) adalah perusahaan hasil kolaborasi Toyota dan Daihatsu, PT ADM mendirikan pabrik untuk memproduksi mobil Agya dan Ayla. Selain memproduksi, PT. ADM juga memiliki pusat research and development untuk mengembangkan kedua produk otomotif tersebut. Penjualan dan pemasaran kedua produk tersebut dilakukan masing-masing perusahaan, sehingga mereka saling berkompetisi di produk mobil kategori LMCG. Walaupun saling berkompetisi Agya dan Ayla memiliki segmen pasar yang masing-masing, hai ini dikarenakan perbedaan harga antara Agya dan Ayla. Segmen pasar Agya (Toyota) yaitu pelanggan dengan kemampuan lebih tinggi, sedangkan Ayla (Daihatsu) mengincar segmen pasar dengan kemampuan membeli lebih rendah.

Sumber :
A.M Brandenburger, B.J Nalebuff (1997), Co-Opetition: A Revulution Mindset that Combines Competition and Game Theory Strategy that’s Changing The Game of Business. New York, NY: Doubleday
B.J Nalebuff (1996), Co-Opetition. Yale School of Management, New Heaven, CT 06520
H Hernandez, R Murtha, M Peng, Y Xion (1998). Changing Game: Using Co-opetition as a Business Strategy in the Era of Networked Computing. School of Information Managament and System, University of California.
J Cygler (2010). Co-opetition in Network Relation Between Business. Organitation and Management No.1/2010.
M Levy, C Loebbecke, P Powel (2003). SMEs, Co-Opetition and Knowlege sharing: the role of information system. European Jorunal of Information System (2003) 12.

www.astra.co.id (2014). Astra, Toyota, dan Daihatsu umumkan kerjasama proyek terbaru kebanggaan untuk Indonesia: Agya dan Ayla. Diakses pada tanggal 4-11-2014.

No comments:

Post a Comment